Kamis, 01 Desember 2011

Jual Jamu Habis Bersalin Lengkap Nyonya Meneer

Jamu  / Pil Habis Bersalin Lengkap (40 HARI)




HARGA : 
Bubuk                        Rp. 130.000,- / paket
Pil                              Rp. 185.000,- / paket

Pil Pesanan Khusus    Rp. 400.000,- / paket

Jamu ini baik bagi wanita sehabis melahirkan sampai 40 hari.
Kegunaan:
-                      Berguna untuk memulihkan rahim agar bersih, sehat dan kencang.
-                      Menambah darah dan nafsu makan,
-                      Menghentikan darah yang terlalu banyak,
-                      Melancarkan peredaran darah, serta
-                      Menguatkan urat-urat pada kaki dan tangan.
-                      Melancarkan ASI supaya tetap sehat dan segar
Berisi:
Jamu / Pil No. 1:
-    Membantu melancarkan pengeluaran darah nifas, memelihara kesehatan rahim, membantu meredakan rasa mulas di daerah perut
Jamu / Pil No. 2:
-    Membantu memelihara kesehatan rahim, membantu meredakan mulas di daerah perut, melancarkan ASI dan melancarkan buang air besar
Jamu / Pil No. 3:
-    Membantu mengurangi lender yang berlebihan dan bau yang tidak sedap pada organ khusus wanita, membantu meredakan sakit kepala
Jamu / Pil No. 4:
- Memelihara kesehatan, membantu memperbaiki nafsu makan, membantu meringankan ganggunan sulit tidur
 Jamu / Pil No. 5
-    Membantu memelihara kesehatan rahim, membantu mengurangi lemak tubuh dan membantu menurunkan berat badan
Minyak Telon Nyonya Meneer 30 ml
Parem Habis Bersalin
Pilis Singgul
Tapel Ratus 1
Tapel Sirih 1
Tapel Sosok 1



Apabila Anda Berminat, Anda Dapat Menghubungi:
Contact Person :  HENGKY
HP / Whatsapp :  0888.03.02.6878

BBM    :  332FBF98
Email : nm_sby@yahoo.com

CARA PEMESANAN:
  1. SMS ke 0852.30.60.5000,  Cantumkan Nama Pemesan, Produk yang diinginkan (Jamu atau Pil), alamat pengiriman, nomor telepon, dan cara pembayaran (BCA / Mandiri)
  2. Setelah kami menerima pemesanan, akan segera kami konfirmasi ongkos kirim dan cara pembayaran
CARA PENGIRIMAN
- Kami mempergunakan fasilitas TIKI, JNET, dan Kilat Khusus Kantor Pos


CARA PEMBAYARAN:
- Kami menerima pembayaran melalui Transfer: 





Minggu, 20 November 2011

Dokter Kandungan Banyak Berbeda Soal Awal Kehamilan



img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Hampir semua dokter bisa memberikan definisi kapan suatu kehamilan dimulai. Tapi survei terbaru menunjukkan bahwa kebanyakan dokter memiliki definisi yang tidak selalu sama mengenai awal kehamilan.

Sebagian besar dokter kandungan yang disurvei percaya bahwa kehamilan dimulai ketika sperma membuahi sel telur. Tapi sebagian kecil dokter mengatakan hal itu belum disebut kehamilan hingga seminggu kemudian ketika implan telur dibuahi dalam rahim.

"Orang mengatakan bahwa profesi medis telah menetap, dan data kami menunjukkan bahwa ada hal-hal yang tidak menetap di kalangan profesi medis," ujar Dr Farr Curlin, peneliti senior dan profesor di University of Chicago, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (18/11/2011).

Untuk itu Curlin dan rekan melakukan survei dengan mengirim kuesioner kepada lebih dari 1.000 dokter obstetri dan ginekologi. Pertanyaan yang diajukan adalah apakah kehamilan dimulai pada saat pembuahan, implantasi atau dokter tidak yakin.

Hasil yang didapatkan adalah sebagian besar dokter atau sekitar 57 persen mengatakan kehamilan dimulai pada saat pembuahan, sementara 28 persen dokter mengatakan dimulai pada saat implantasi sedangkan sisanya merasa tidak yakin.

Implantasi diketahui terjadi sekitar 1 minggu setelah sperma membuahi sel telur. Saat itulah blastocyst (sekelompok kecil sel yang nantinya akan menjadi janin) akan menempel dengan sendirinya ke dinding rahim.

Sedangkan untuk panjang kehamilan para dokter sepakat dengan 40 minggu, terlepas dari bagaimana dokter menentukan awal kehamilan. Hal ini karena usia 40 minggu tidak dihitung dari saat pembuahan atau implantasi, tapi dari waktu menstruasi terakhir si ibu.

Hasil survei yang didapatkan ini telah dipublikasikan dalamAmerican Journal of Obstetrics and Gynecology. 


Vera Farah Bararah - detikHealth


Sumber

Kapan Persalinan Normal Butuh Jahitan?



img
(Foto: Thinkstock)
Jakarta, Ibu yang melahirkan secara normal kadang memerlukan jahitan antara vagina dan anus atau dikenal dengan episiotomy. Tapi pada kondisi apa ibu yang melahirkan perlu episiotomy?

Episiotomy adalah insisi atau sayatan yang dibuat dalam jaringan antara pembukaan vagina dan anus (perineum) selama persalinan. Selama bertahun-tahun episiotomy menjadi bagian rutin dari proses melahirkan, tapi kini tidak semua persalinan normal memerlukan episiotomy.

Hal ini karena para peneliti telah menemukan bahwa episiotomy tidak mengurangi risiko inkontinensia setelah melahirkan serta tidak membantu menjaga posisi kandung kemih dan rektum.

Para peneliti mengungkapkan prosedur ini bisa dilakukan dalam beberapa kasus tertentu, seperti dikutip dari MSN.Health, Kamis (17/11/2011) biasanya dokter akan menyarankan episiotomy jika:


  1. Adanya kemungkinan muncul robekan yang lebar pada vagina
  2. Bayi berada dalam posisi yang abnormal
  3. Bayi perlu dikeluarkan dengan cepat

Jika perlu dilakukan episiotomy maka ibu akan diberikan suntikan bius lokal untuk mematikan rasa dari jaringan yang akan diberi sayatan untuk membantu mengeluarkan bayi dan akan dijahit kembali setelah bayi berhasil dikeluarkan.

Umumnya setiap jahitan yang digunakan untuk episiotomy akan diserap sendiri. Jika sayatan atau robeknya luas maka rasa nyeri yang muncul akan lebih lama. Namun ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mempercepat penyembuhan yaitu:

1. Gunakan kompres es atau membungkus es dalam kain lap untuk membantu menenangkan luka.
2. Menjaga kebersihan luka, misalnya dengan menggunakan botol semprot air untuk membilas jaringan setelah menggunakan toilet.
3. Duduklah dengan hati-hati seperti merapatkan bokong saat duduk untuk menjaga peregangan.
4. Melakukan senam Kegel yang bisa dimulai sekitar 1 hari setelah melahirkan untuk membantu otot dasar panggul. Cobalah selama 5 detik, lalu semakin lama semakin meningkat intensitasnya.
5. Mencegah nyeri dan peregangan selama pergerakan usus dengan menggunakan bantalan bersih seperti pembalut untuk membantu meringankan tekanan pada luka.

Untuk melunakkan jaringan vagina dalam proses persalinan sehingga bisa menghindari episiotomy, beberapa dokter menyarankan memijat area antara pembukaan vagina dan anus pada minggu-minggu terakhir kehamilan. Kondisi ini dikenal dengan pijat perineum.



Vera Farah Bararah - detikHealth


Mengatasi Sakit Kepala Saat Hamil



img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Perubahan dalam tubuh yang terjadi selama hamil bisa menimbulkan efek salah satunya adalah sakit kepala. Lalu apa yang harus dilakukan untuk mencegah dan mengatasi sakit kepala saat hamil?

Ibu yang sedang hamil diketahui tidak boleh mengonsumsi sembarangan obat karena dikhawatirkan mempengaruhi janin yang sedang dikandungnya. Sebagian besar obat sakit kepala mungkin memiliki efek yang berbahaya atau tidak diketahui dampaknya terhadap perkembangan bayi.

Untuk itu ketahui beberapa hal yang bisa mencegah terjadinya sakit kepala saat hamil, seperti dikutip dari Health.MSN, Selasa (15/11/2011) yaitu:

1. Menghindari pemicunya, berbagai hal diketahui bisa menjadi pemicunya seperti telat makan, bau tertentu atau makanan yang dikonsumsi.
2. Melakukan aktivitas fisik dalam rutinitas sehari-hari, misalnya berjalan setiap hari atau melakukan latihan aerobik ringan.
3. Melakukan latihan relaksasi, kegiatan yang menenangkan seperti yoga, bernapas dalam dan visualisasi bisa membantu menjauhkan sakit kepala.
4. Makan dalam porsi kecil tapi lebih sering, sehingga bisa menjaga kadar gula darah tetap stabil dan mencegah sakit kepala.
5. Mengonsumsi cairan yang cukup sehingga tubuh tetap terhidrasi dengan baik.
6. Menjaga jadwal tidur yang teratur, karena kelelahan dan kurang tidur bisa berkontribusi terhadap sakit kepala selama kehamilan, serta pastikan pergi tidur dan bangun di waktu yang sama bahkan saat akhir pekan.
7. Menjaga postur tubuh yang baik, karena postur yang buruk atau adanya ketegangan otot bisa mengakibatkan sakit kepala terutama adanya penambahan berat badan untuk mendukung kehamilan.

Namun jika sakit kepala tak bisa dihindari dan menyerang ibu hamil, maka lakukan beberapa langkah berikut yaitu:
1. Melakukan istirahat dengan berbaring di ruangan yang gelap atau remang, suasana tenang dan mata tertutup.
2. Menggunakan kompres hangat untuk mata, wajah dan pelipis atau kening, atau bisa juga mencoba kompres dingin di bagian belakang leher.
3. Mintalah seseorang untuk melakukan pemijatan di bahu dan leher untuk meredakan ketegangan, atau memijat pelipis juga bisa membantu.

Jika langkah-langkah tersebut tidak juga membantu, sakit kepala yang memburuk atau disertai dengan adanya perubahan dalam penglihatan, maka konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan pilihan pengobatan la
(ver/ir) 



Vera Farah Bararah - detikHealth

Ibu Hamil Perlu Waktu Tidur Lebih Banyak



img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Tidur merupakan salah satu hal yang dibutuhkan untuk mengisi energi di dalam tubuh. Untuk itu ibu hamil membutuhkan waktu tidur yang lebih banyak dibandingkan dengan perempuan yang tidak hamil.

Ibu hamil memiliki alasan tersendiri yang membuatnya butuh tidur lebih banyak yaitu sekitar 8-10 jam, hal ini karena ibu hamil butuh banyak energi untuk pertumbuhan janin serta untuk membawa bayi yang dikandungnya, seperti dikutip dariBabycenter, Rabu (16/11/2011).

Salah satu contohnya adalah jantung ibu hamil harus bekerja 4-5 kali lebih keras selama kehamilan untuk menjaga agar darah yang mengalir melalui tubuh ibu dan bayi tercukupi dengan baik.

Selain itu ginjal juga harus bekerja lebih keras untuk mengusir produk limbah atau sisa-sisa metabolisme dari dalam tubuh, serta lonjakan hormon progesteron membuat ibu hamil lebih cepat merasa lelah.

Ibu hamil akan disarankan untuk tidur dengan posisi miring ke kiri, karena membantu menjaga rahim dari organ besar yang ada di tubuh. Serta tidur dengan posisi ke kiri juga meningkatkan peredaran darah ke jantung dan aliran darah yang baik ke janin, rahim dan ginjal.

Namun terkadang kondisi kehamilan yang semakin membesar dan berat tubuh yang bertambah membuat ibu hamil sulit untuk tidur dengan nyenyak dan membuatnya mengantuk keesokan harinya.

Meski begitu beberapa hal bisa dilakukan oleh ibu hamil untuk membantunya tetap nyaman yaitu:
1. Menempatkan bantal di bawah perut, diantara kaki atau dibelakang punggung untuk menjaga posisi dan meringankan tekanan pada perut
2. Menghindari konsumsi kafein
3. Melakukan relaksasi sebelum tidur
4. Membiasakan bangun dan tidur pada waktu yang sama setiap harin
(ver/ir) 



Vera Farah Bararah - detikHealth

Depresi yang Berbahaya Bukan Saat Hamil Tapi Setelah Bersalin



img
(Foto: thinkstock)
California, Perubahan yang terjadi saat hamil kadang membuat wanita depresi. Tapi depresi saat hamil ternyata tidak berbahaya, yang berbahaya justru depresi setelah melahirkan karena efeknya bisa langsung ke perkembangan bayi.

Selama ini ada dugaan ibu hamil yang depresi akan mempengaruhi kondisi kandungannya. Tapi dari hasil penelitian, ibu hamil yang depresi sejak 4 bulan pertama kehamilan hingga melahirkan, ternyata memiliki bayi dengan perkembangan fisik dan mental yang sama dengan ibu hamil yang kondisi emosinya sehat.

Namun kondisinya akan berbeda jika depresi yang dialami terjadi setelah melahirkan. Keadaan emosional ibu yang berubah setelah melahirkan lebih berpengaruh ke perkembangan mental dan fisik anak. Penelitian ini dilakukan Curt Sandman dari University of California.

Penelitian terdahulu yang dilakukan Jay Belsky, psikolog University of California menemukan bahwa bayi dapat merespons perbedaan tingkat depresi ibu melalui penyusunan genetik.

Bayi membawa dua salinan varian gen pengangkut serotonin yang sering dihasilkan dari rasa ketakutan dan kegelisahan ibu karena kecemasan yang intens selama masa kehamilan.

Hasil penelitian sejauh ini menggarisbawahi perlunya untuk segera mengobati depresi ibu hamil sehingga anak-anaknya akan mendapat pengalaman positif atas kesehatan ibu sebelum dan sesudah kelahiran.

Sayangnya, obat antidepresan berisiko bagi kesehatan janin dan temuan baru ini menunjukkan bahwa ibu hamil yang mencapai kesehatan emosional tak lama setelah melahirkan justru menciptakan kondisi yang memperlambat perkembangan bayi.

"Apa yang terbaik bagi ibu mungkin tidak terbaik bagi janin atau bayi," kata Sandman seperti dilansir sciencenews.org, Senin (21/11/2011).

Berikut beberapa tips mengatasi stres saat hamil:

1. Cari penyebabnya. Renungkan dan diskusikan dengan suami dan keluarga apa saja hal-hal yang menjadi beban berat pikiran Anda.

2. Jaga asupan nutrisi. Menjaga asupan makanan juga bisa membantu ibu hamil menekan risiko stres dan depresi.

3. Rutin berolahraga. Tubuh yang sehat sangat membantu Anda dalam menjaga kesehatan jiwa dan pikiran.

4. Hindari kebiasaan buruk, seperti rokok dan minuman alkohol. Alihkan perhatian Anda setiap kali keinginan untuk melakukan kebiasaan buruk tersebut datang dengan kegiatan yang bisa mendatangkan manfaat lebih bagi Anda. Kebiasaan buruk ini bisa memicu stres dan depresi.

5. Jalin komunikasi. Tidak hanya dengan suami dan keluarga, komunikasi juga bisa dijalin antara sesama ibu hamil. Persamaan nasib dan pengalaman bisa membantu meringankan beban pikiran Anda.

6. Rajin beraktivitas. Aktif melakukan aktivitas yang bermanfaat bagi ibu hamil, seperti beryoga, berkumpul bersama teman, dan rekreasi, akan membuat pikiran Anda tidak terfokus pada hal-hal berat yang biasanya Anda pikirkan dan juga menurunkan hormon stres.

7. Istirahat nyaman dan cukup. Selain di rumah, istirahat juga bisa dilakukan saat bepergian ke luar kota. Pilih tempat berlibur yang nyaman dan tenang, sehingga Anda bisa istirahat dengan santai. Perhatikan pula posisi istirahat yang tepat bagi ibu hamil.

8. Konsultasikan dengan dokter. Sebisa mungkin, semua keluhan dan perasaan tak nyaman Anda didiskusikan dengan dokter kepercayaan Anda. Dokter akan menilai apakah Anda membutuhkan pengobatan medis atau psikologis sehingga tindak pencegahan bisa segera dilakukan.



Putro Agus Harnowo - detikHealth

Rabu, 16 November 2011

Sudah Ada 14 Rumah Sakit di Indonesia yang Meresepkan Jamu


img

(Foto: thinkstock)

Jakarta, Penggunaan obat-obatan tradisional akan semakin digalakkan. Apalagi riset menunjukkan separo penduduk Indonesia gemar minum jamu. Bahkan saat ini sudah terdapat 14 rumah sakit di Indonesia dan 30 Puskesmas di Jawa Tengah (Jateng) yang menggunakan jamu sebagai obat resmi.
Hal tersebut disampaikan Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih dalam pembukaan 'The 3rd Conference on Traditional Medicine in ASEAN Countries' yang digelar di The Sunan Hotel Solo, Senin (31/10/2011).

Menkes mengatakan penggunaan obat tradisional hingga saat ini masih sangat tinggi. Bahkan 80 persen penduduk di Afrika masih tergantung obat tradisional. Sedangkan riset di Indonesia menunjukkan 49,53 persen penduduk di atas usia 15 tahun rutin mengonsumsi jamu. Dari angka itu 4,36 persen mengonsumsi jamu setiap hari.

Kepercayaan konsumen itu harus dijadikan sebagai tantangan ke depan dalam meningkatkan produksi obat-obatan tradisional aman, efektif, berkualitas untuk pemanfataan pelayanan kesehatan.
Saat ini, lanjutnya, terdapat tidak kurang dari 280 ribu praktisi pengobatan tradisional di Indonesia. Yang perlu diperhatikan adalah pelayanan kesehatan tradisional seringkali kurang didukung oleh penelitian ilmiah. Ini berbeda dengan sistem pelayanan kesehatan moderen didukung pengetahuan yang jelas dan metodologi penelitian.

"Pemerintah Indonesia berkomitmen mengembangkan obat tradisional, khususnya jamu buatan Indonesia. Untuk mengintegrasikan pengobatan tradisional ke dalam sistem kesehatan nasional, sejumlah kerangka regulasi telah diterbitkan, dari tingkat UU hingga keputusan menteri," ujar Menkes.
Menkes juga mengatakan saat ini departemen yang dipimpinnya sedang melakukan penelitian ilmiah di Tawangmangu Jateng untuk menemukan obat dengan bahan-bahan tradisional untuk empat penyakit yaitu gula darah, lemak darah, tekanan darah dan asam urat.

"Untuk saat ini baru empat penyakit itu yang dicarikan obatnya, ke depan akan dikembangkan untuk penyakit-penyakit lainnya. Selain itu saat ini sudah terdapat di 14 rumah sakit di Indonesia 30 Puskesmas di Jawa Tengah yang menggunakan obat tradisional sebagai obat resmi. Ke depan akan semakin banyak lagi," ungkapnya.

Muchus Budi R. - detikHealth


sumber : 

Puskesmas Jamu Sudah Ada di 70 Desa Jateng


Jakarta, Keragaman hayati di Indonesia menempati urutan ke-2 setelah Brazil, sehingga wajar jika ingin menjadikan jamu sebagai tuan rumah di negeri sendiri. Sebagai langkah awal, 70 Puskesmas di Jawa Tengah telah menghadirkan layanan jamu sebagai pendamping obat moderen.

Sejak beberapa waktu yang lalu, ke-70 Puskesmas tersebut telah dijadikan sentra uji Puskesmas yang terintegrasi. Artinya selain memberikan layanan kesehatan dengan obat moderen, Puskesmas tersebut juga melayani warga yang ingin menggunakan jamu.
"
Tentunya jamu yang sudah evidence based (teruji secara ilmiah). Kalau dulu untuk diare pakai 3 lembar daun jambu, itu kan daunnya macam-macam ada yang lebar ada yang enggak. Di sini kita pakainya bukan berapa lembar tetapi berapa miligram," ungkap Dirjen Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Dr dr Slamet Riyadi Yuwono usai Temu Karya dengan 407 Kepala Desa dan Lurah Pemenang Lomba Desa Tingkat Nasional 2011 di Gedung Kemenkes Jakarta, Selasa (17/8/2011).

Keberadaan Puskesmas Jamu sepertinya akan direspons positif, sebab data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 menunjukkan 55,3 persen penduduk Indonesia pernah mengonsumsi jamu. Dari angka tersebut 95,6 persen mengaku puas dan merasakan manfaatnya.

Tak hanya di 70 desa saja, ke depan keberadaan Puskesmas Jamu akan terus diperluas. Tahun ini saja, Kementerian Kesehatan menargetkan 100 dari 497 atau 20 persen kabupaten/kota se-Indonesia sudah punya Puskesmas yang terintegrasi dengan layanan jamu.

Jika puskesmas terintegrasi ini benar-benar direspons positif, selanjutnya Kemenkes akan mewujudkan Puskesmas Khusus Jamu yang terpisah dari Puskesmas reguler. Model ini meniru beberapa rumah sakit di China, yang sudah mengkhususkan layanannya pada pengobatan berbasis herbal atau obat tradisional.

Sementara itu Direktur Bina Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer, dr Abidinsyah Siregar mengatakan keberadaan jamu di Puskesmas merupakan bentuk pelayanan prventif atau pencegahan. Jamu lebih ditujukan untuk menjaga kesehatan, sedangkan obat-obat modern dipakai untuk orang yang sudah sakit.

"Orang sakit itu jumlahnya hanya sekitar 3 persen dari populasi penduduk. Nah sisanya yang 97 persen kan tidak butuh obat, makanya kita sediakan jamu biar tetap sehat," ungkap dr Abidinsyah.

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth


Dokter Indonesia Harus Punya Pengetahuan Jamu


img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Selama ini, pengobatan formal yang diterima di kedokteran Indonesia adalah pengobatan barat. Masih banyak dokter yang canggung atau menolak menggunakan pengobatan tradisional seperti jamu, yang asli Indonesia. Untuk itu, nantinya semua dokter Indonesia harus punya pengetahuan tentang jamu.

UU No 36 tahun 2009 tentang kesehatan dalam pasal 48 menyatakan bahwa pemerintah wajib menyediakan pelayanan paripurna yang meliputi 17 pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan kesehatan tradisional. Untuk itu, pengetahuan dan keilmuan tentang pelayanan kesehatan tradisional termasuk jamu harus ada pada dunia pendidikan kedokteran dan diajarkan pada calon-calon dokter Indonesia.

"Wakil Menteri Kesehatan yang juga Ketua Umum Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI), beliau membaca karena ini amanat UU 36 tahun 2009 tentang kesehatan, maka otomatis pengetahuan dan keilmuan ini harus mengalir ke dalam dunia pendidikan supaya bisa masuk ke pelayanan kesehatan. Karena itu setiap dokter ketika sudah praktik harus punya pilihan, apakah harus ngasih obat atau herbal," jelas dr Abidinsyah Siregar DHSM, MKes, Direktur Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer Kementerian Kesehatan, disela-sela acara seminar jamu 'Indonesia Cinta Sehat, Saatnya Jamu Berkontribusi' di Gedung Kemenkes, Jakarta, Rabu (16/11/2011).

Menurut dr Abidin, semakin mahalnya obat-obat konvensional membuat dokter-dokter Indonesia harus bisa memiliki pengetahuan tambahan dan menyeimbangkan antara ilmu pengetahuan kedokteran modern dan tradisional.

"Kan tidak semua sakit butuh obat, karena obat mahal dan makin mahal, karena import-nya kan sekarang sudah sampai di atas 32 persen, otomatis tidak choice itu. Karena itu, dokter Indonesia harus memiliki pengetahuan yang lebih berkembang, seimbang antara pengetahuan barat dan pengetahuan timur, antara modern dan tradisional," lanjut dr Abidin.

Hingga saat ini, ada beberapa fakultas kedokteran yang sudah menaikkan jumlah SKS untuk ilmu pengetahuan tradisional di dalam pendidikan kedokterannya, seperti FK UNAIR Surabaya, UNDIP Semarang, UGM Yogyakarta, UI Depok, Unhas Makassar, USU Medan.

"Sudah ada yang beinisiatif walaupun baru sampai 2 SKS, tapi itu sudah membuat si dokter ngerti. Jangan sampai ada kesan 'ah nggak ngerti'. Hanya tinggal menambah keahlian tambahan saja," jelas dr Abidin.

Jika dibandingkan dengan negara lain, menurut dr Abidin ada 2 grup ilmu kedokteran. Ada 1 grup yang mendirikan fakultas kedokteran tradisional diluar kedokteran modern, seperti terdapat di China, Korea, Australia, Jerman dan Amerika. Juga ada yang menambahkan pengetahuan tradisional di dalam fakultas kedokteran modern, sehingga dokter keluarannya memiliki 2 ilmu sekaligus. 

"Kita baru mulai. Undang-undangnya baru dilaunching tahun 2009, baru dinyatakan formal masuk ke dalam sistem pelayanan kesehatan. Kalau ada jamu yang dijual tentu harus ada pabrik, kalau ada pabrik berarti ada yang mengerjakan, berarti harus ada sekolahnya, maka baru sekarang dimulai.

Nantinya, semua fakultas kedokteran di Indonesia akan diwajibkan memiliki kurikulum tentang pengetahun pengobatan tradisional, termasuk jamu atau herbal.

"Karena itu kita sangat berharap bapak Wakil Menteri Kesehatan yang juga selaku ketua AIPKI, diharapkan beliau mengundang para dekan-dekan se-Indonesia dan mulai mengajak memikirkan hal ini supaya dokter Indonesia tidak canggung lagi menggunakan kekayaan budaya sebagai bagian dari pelayanan kesehatan," tutup dr Abidin.



Merry Wahyuningsih - detikHealth


Sumber

Selasa, 15 November 2011

Sebab Punahnya Tanaman Obat Tradisional



img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Diketahui ada banyak tanaman obat tradisional yang berkhasiat. Tapi sayangnya beberapa kondisi menyebabkan tanaman obat ini keberadaannya terancam punah. Apa saja penyebabnya?

"Saat ini ada beberapa tanaman obat yang hampir terancam punah sehingga harus dilindungi," ujar Kepala Balai Besar Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Indah Yuniprapti dalam acara press briefing di Gedung Kemenkes, Jakarta, Jumat (21/10/2011).

Indah menuturkan untuk di Indonesia sebab utamanya karena adanya alih fungsi dari lahan terutama di hutan seperti akibat penebangan liar. Hal ini karena ada tumbuhan yang butuh lindungan dari pohon besar.

Meski begitu ada pula beberapa penyebab  lainnya yaitu:

  1. Adanya alih fungsi hutan menjadi rumah tinggal
  2. Adanya bencana seperti kebakaran hutan atau banjir
  3. Adanya pemanenan yang sangat maksa tanpa diiringi dengan penanaman kembali
  4. Adanya global warming dan juga ekosistem yang tidak seimbang

Penyebab lainnya ada juga tanaman yang sulit dibudidayakan atau susah ditanam di tempat lain (tanaman insitu)," ujar Indah.

Indah memberikan contoh beberapa tanaman di Indonesia yang hampir terancam punah seperti tanaman purwaceng yang tinggi permintaan tapi tidak ditanam lagi padahal tumbuhan ini butuh waktu setahun untuk tumbuh dan perawatan lainnya. Serta tanaman pasak bumi yang permintaannya tinggi dan tanaman ini dibutuhkan akarnya sehingga biasanya dicabut semuanya.

"Untuk itu diperlukan adanya riset tanaman obat dan inventaris untuk mengidentifikasi formula zat aktif dan finger printing agar tidak punah," ujar Kepala Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinis Kemenkes dr Siswanto.

dr Siswanto menuturkan penggunaan tanaman obat dan obat tradisional ini akan banyak membantu dalam mengatasi dan mencegah terjadinya penyakit tidak menular serta diharapkan bisa selangkah lebih maju dibandingkan dengan negara-negara lain.


Vera Farah Bararah - detikHealth


Sumber

60 Persen Orang RI Percaya Jamu, Puskesmas Jamu Diperbanyak

Jakarta, Hampir sebanyak 60 persen (59,12%) penduduk Indonesia mengonsumsi jamu dan hampir seluruh pemakainya (95,6%) merasakan jamu berkhasiat meningkatkan kesehatan. Karena tingginya minat terhadap jamu, Kemenkes menargetkan 50 persen Puskesmas yang ada di Indonesia sudah bisa memberikan pelayanan tradisional di 2014.

Indonesia sangat kaya dengan keanekaragaman hayati. Ada 30.000 jenis tanaman dan 9.600 diantaranya telah terbukti memiliki khasiat. Untuk itu, tidak mengherankan bila Indonesia ingin menjadi tuan rumah dengan memasukkan jamu sebagai salah satu jenis pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas.

Menurut data WHO tahun 2005, ada sekitar 80 persen penduduk dunia pernah menggunakan obat herbal. Dan berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2010), ada 59,12 persen penduduk Indonesia yang mengonsumsi jamu dan 95,6 persen merasakan jamu berkhasiat meningkatkan kesehatan.

"Tahun 2014 kita menargetkan 50 persen kabupaten dan kota yang masing-masing terdapat 2 atau 3 Puskesmas, telah bisa memberikan pelayanan tradisional, sehingga dapat menjangkau setengah dari wilayah Indonesia," jelas dr Abidinsyah Siregar DHSM, MKes, Direktur Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer Kementerian Kesehatan, dalam sambutannya membuka seminar jamu 'Indonesia Cinta Sehat, Saatnya Jamu Berkontribusi' di Gedung Kemenkes, Jakarta, Rabu (16/11/2011).

Nantinya, lanjut dr Abidin, 50 persen kabupaten/kota di Indonesia diharapkan sebagian besar sudah bisa memberikan pelayanan kesehatan dasar yang terintegrasi antara pengobatan tradisional dengan konvensional (obat kimia).

"Tahun ini baru 20 persen. Maksudnya integrasi, yang sudah ada dilengkapi dengan yang tradisional. Jadi tidak hanya obat-obatan (kimia) saja atau suntik saja tetapi juga obat tradisional. Sakit itu kan ada 4 wilayah, sakit itu kuratif. Tapi sebelum sakit orang kan sudah merasa tidak nyaman, tidak enak, ingin sehat. Nah itu diberikan dengan pelayanan jamu," jelas dr Abidin.

Saat ini sudah ada 70 Puskesmas di wilayah Jawa Tengah yang sudah bisa memberikan pelayanan jamu. Dan tahun ini, 100 dari 497 atau 20 persen kabupaten/kota se-Indonesia ditargetkan sudah punya Puskesmas yang terintegrasi dengan layanan jamu.

Selain Puskesmas, lanjut dr Abidin, 100 rumah sakit pemerintah juga diharapkan mampu memberikan pelayanan tradisional sebagai pengobatan alternatif dan komplementer.

"Ini sesuai dengan UU no 36 tahun 2009 tentang kesehatan pasal 48, yang menjelaskan ada 17 jenis pelayanan kesehatan, dimana salah satunya adalah pelayanan tradisional. Jadi pengobatan tradisional eksis, formal dan ada di UU," jelas dr Abidin.


Sumber