Minggu, 20 November 2011

Depresi yang Berbahaya Bukan Saat Hamil Tapi Setelah Bersalin



img
(Foto: thinkstock)
California, Perubahan yang terjadi saat hamil kadang membuat wanita depresi. Tapi depresi saat hamil ternyata tidak berbahaya, yang berbahaya justru depresi setelah melahirkan karena efeknya bisa langsung ke perkembangan bayi.

Selama ini ada dugaan ibu hamil yang depresi akan mempengaruhi kondisi kandungannya. Tapi dari hasil penelitian, ibu hamil yang depresi sejak 4 bulan pertama kehamilan hingga melahirkan, ternyata memiliki bayi dengan perkembangan fisik dan mental yang sama dengan ibu hamil yang kondisi emosinya sehat.

Namun kondisinya akan berbeda jika depresi yang dialami terjadi setelah melahirkan. Keadaan emosional ibu yang berubah setelah melahirkan lebih berpengaruh ke perkembangan mental dan fisik anak. Penelitian ini dilakukan Curt Sandman dari University of California.

Penelitian terdahulu yang dilakukan Jay Belsky, psikolog University of California menemukan bahwa bayi dapat merespons perbedaan tingkat depresi ibu melalui penyusunan genetik.

Bayi membawa dua salinan varian gen pengangkut serotonin yang sering dihasilkan dari rasa ketakutan dan kegelisahan ibu karena kecemasan yang intens selama masa kehamilan.

Hasil penelitian sejauh ini menggarisbawahi perlunya untuk segera mengobati depresi ibu hamil sehingga anak-anaknya akan mendapat pengalaman positif atas kesehatan ibu sebelum dan sesudah kelahiran.

Sayangnya, obat antidepresan berisiko bagi kesehatan janin dan temuan baru ini menunjukkan bahwa ibu hamil yang mencapai kesehatan emosional tak lama setelah melahirkan justru menciptakan kondisi yang memperlambat perkembangan bayi.

"Apa yang terbaik bagi ibu mungkin tidak terbaik bagi janin atau bayi," kata Sandman seperti dilansir sciencenews.org, Senin (21/11/2011).

Berikut beberapa tips mengatasi stres saat hamil:

1. Cari penyebabnya. Renungkan dan diskusikan dengan suami dan keluarga apa saja hal-hal yang menjadi beban berat pikiran Anda.

2. Jaga asupan nutrisi. Menjaga asupan makanan juga bisa membantu ibu hamil menekan risiko stres dan depresi.

3. Rutin berolahraga. Tubuh yang sehat sangat membantu Anda dalam menjaga kesehatan jiwa dan pikiran.

4. Hindari kebiasaan buruk, seperti rokok dan minuman alkohol. Alihkan perhatian Anda setiap kali keinginan untuk melakukan kebiasaan buruk tersebut datang dengan kegiatan yang bisa mendatangkan manfaat lebih bagi Anda. Kebiasaan buruk ini bisa memicu stres dan depresi.

5. Jalin komunikasi. Tidak hanya dengan suami dan keluarga, komunikasi juga bisa dijalin antara sesama ibu hamil. Persamaan nasib dan pengalaman bisa membantu meringankan beban pikiran Anda.

6. Rajin beraktivitas. Aktif melakukan aktivitas yang bermanfaat bagi ibu hamil, seperti beryoga, berkumpul bersama teman, dan rekreasi, akan membuat pikiran Anda tidak terfokus pada hal-hal berat yang biasanya Anda pikirkan dan juga menurunkan hormon stres.

7. Istirahat nyaman dan cukup. Selain di rumah, istirahat juga bisa dilakukan saat bepergian ke luar kota. Pilih tempat berlibur yang nyaman dan tenang, sehingga Anda bisa istirahat dengan santai. Perhatikan pula posisi istirahat yang tepat bagi ibu hamil.

8. Konsultasikan dengan dokter. Sebisa mungkin, semua keluhan dan perasaan tak nyaman Anda didiskusikan dengan dokter kepercayaan Anda. Dokter akan menilai apakah Anda membutuhkan pengobatan medis atau psikologis sehingga tindak pencegahan bisa segera dilakukan.



Putro Agus Harnowo - detikHealth

Tidak ada komentar:

Posting Komentar