Jakarta, Hampir sebanyak 60 persen (59,12%) penduduk Indonesia mengonsumsi jamu dan hampir seluruh pemakainya (95,6%) merasakan jamu berkhasiat meningkatkan kesehatan. Karena tingginya minat terhadap jamu, Kemenkes menargetkan 50 persen Puskesmas yang ada di Indonesia sudah bisa memberikan pelayanan tradisional di 2014.
Indonesia sangat kaya dengan keanekaragaman hayati. Ada 30.000 jenis tanaman dan 9.600 diantaranya telah terbukti memiliki khasiat. Untuk itu, tidak mengherankan bila Indonesia ingin menjadi tuan rumah dengan memasukkan jamu sebagai salah satu jenis pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas.
Menurut data WHO tahun 2005, ada sekitar 80 persen penduduk dunia pernah menggunakan obat herbal. Dan berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2010), ada 59,12 persen penduduk Indonesia yang mengonsumsi jamu dan 95,6 persen merasakan jamu berkhasiat meningkatkan kesehatan.
"Tahun 2014 kita menargetkan 50 persen kabupaten dan kota yang masing-masing terdapat 2 atau 3 Puskesmas, telah bisa memberikan pelayanan tradisional, sehingga dapat menjangkau setengah dari wilayah Indonesia," jelas dr Abidinsyah Siregar DHSM, MKes, Direktur Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer Kementerian Kesehatan, dalam sambutannya membuka seminar jamu 'Indonesia Cinta Sehat, Saatnya Jamu Berkontribusi' di Gedung Kemenkes, Jakarta, Rabu (16/11/2011).
Nantinya, lanjut dr Abidin, 50 persen kabupaten/kota di Indonesia diharapkan sebagian besar sudah bisa memberikan pelayanan kesehatan dasar yang terintegrasi antara pengobatan tradisional dengan konvensional (obat kimia).
"Tahun ini baru 20 persen. Maksudnya integrasi, yang sudah ada dilengkapi dengan yang tradisional. Jadi tidak hanya obat-obatan (kimia) saja atau suntik saja tetapi juga obat tradisional. Sakit itu kan ada 4 wilayah, sakit itu kuratif. Tapi sebelum sakit orang kan sudah merasa tidak nyaman, tidak enak, ingin sehat. Nah itu diberikan dengan pelayanan jamu," jelas dr Abidin.
Saat ini sudah ada 70 Puskesmas di wilayah Jawa Tengah yang sudah bisa memberikan pelayanan jamu. Dan tahun ini, 100 dari 497 atau 20 persen kabupaten/kota se-Indonesia ditargetkan sudah punya Puskesmas yang terintegrasi dengan layanan jamu.
Selain Puskesmas, lanjut dr Abidin, 100 rumah sakit pemerintah juga diharapkan mampu memberikan pelayanan tradisional sebagai pengobatan alternatif dan komplementer.
"Ini sesuai dengan UU no 36 tahun 2009 tentang kesehatan pasal 48, yang menjelaskan ada 17 jenis pelayanan kesehatan, dimana salah satunya adalah pelayanan tradisional. Jadi pengobatan tradisional eksis, formal dan ada di UU," jelas dr Abidin.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar